AI untuk pelacakan sel yang ketat dan dapat diskalakan Mengikuti sel individu dari waktu ke waktu adalah salah satu tantangan komputasi tersulit dalam biologi. Sel membelah, bermigrasi, dan berubah bentuk, dan bahkan dengan mikroskop yang kuat, tugas merekonstruksi garis keturunan dapat terasa seperti merakit teka-teki di mana potongan-potongan terus bergeser. Selama beberapa dekade, sebagian besar pekerjaan ini bergantung pada heuristik atau aturan ad-hoc, yang membuat reproduktifitas sulit dan hasil sulit dibandingkan di seluruh laboratorium. Dua makalah baru-baru ini menunjukkan bagaimana AI dan komputasi modern mengubah bidang ini. Dalam OrganoidTracker 2.0, Betjes dan rekan penulis memperkenalkan kerangka kerja probabilistik yang mengukur ketidakpastian dalam penugasan garis keturunan. Alih-alih hanya mengeluarkan "tebakan terbaik", metode ini melampirkan tingkat kepercayaan, memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi kasus ambigu dan memastikan analisis hilir yang lebih ketat. Secara paralel, Bragantini dan rekan penulis menghadirkan Ultrack, alat yang dirancang untuk skalabilitas dan aksesibilitas. Dengan mengintegrasikan pengoptimalan canggih dan algoritme berbasis grafik ke dalam platform yang banyak digunakan, Ultrack memungkinkan untuk memproses kumpulan data pencitraan skala besar secara efisien sekaligus menurunkan hambatan untuk adopsi. Bersama-sama, kemajuan ini menandai pergeseran dalam pelacakan sel: dari heuristik rapuh menuju alat yang didasarkan secara statistik, dapat diskalakan, dan dapat digunakan secara luas. Mereka menunjukkan bagaimana AI tidak hanya mengotomatiskan tugas tetapi membingkainya ulang dalam hal reproduktifitas, ketidakpastian, dan integrasi dengan alur kerja eksperimental nyata. Kertas: &