Saya berusia 41 tahun, tetapi saya tidak ingin merayakannya. Generasi kita kehabisan waktu untuk menyelamatkan Internet gratis yang dibangun untuk kita oleh nenek moyang kita. Apa yang dulunya merupakan janji pertukaran informasi yang bebas diubah menjadi alat kontrol utama. Negara-negara yang dulunya bebas memperkenalkan langkah-langkah distopia seperti ID digital (Inggris), pemeriksaan usia online (Australia), dan pemindaian massal pesan pribadi (UE). Jerman menganiaya siapa pun yang berani mengkritik pejabat di Internet. Inggris memenjarakan ribuan orang karena tweet mereka. Prancis secara kriminal menyelidiki para pemimpin teknologi yang membela kebebasan dan privasi. Dunia gelap dan distopia mendekat dengan cepat — saat kita tertidur. Generasi kita berisiko tercatat dalam sejarah sebagai generasi terakhir yang memiliki kebebasan – dan mengizinkannya diambil. Kami telah diberi makan kebohongan. Kita telah dibuat percaya bahwa perjuangan terbesar generasi kita adalah menghancurkan semua yang ditinggalkan nenek moyang kita kepada kita: tradisi, privasi, kedaulatan, pasar bebas, dan kebebasan berbicara. Dengan mengkhianati warisan nenek moyang kita, kita telah menetapkan diri kita di jalan menuju penghancuran diri sendiri - moral, intelektual, ekonomi, dan akhirnya biologis. Jadi tidak, saya tidak akan merayakannya hari ini. Saya kehabisan waktu. KAMI kehabisan waktu.

Tadi malam, Candace Owens mengutip tweet neo-Nazi terkenal Sam Parker, yang menunjukkan bahwa Josh Hammer – yang merupakan orang Yahudi dan merupakan teman Charlie Kirk – mengangkat tweet Trump dari 2013 sehari sebelumnya, yang menyerukan eksekusi publik. Candace, tentu saja, ingin orang percaya bahwa tweet kutipan Josh mencurigakan dalam konteks pembunuhan Charlie Kirk. Tapi Josh hanya membagikan apa yang dibagikan dan dinyatakan oleh banyak konservatif sehari sebelumnya ... itu karena mereka berbicara tentang pembunuhan mengerikan Iryna Zarutska. (Di sinilah saya mengatakan bahwa tidak ada negara beradab yang menggunakan hukuman mati.)